NARASISULTRA.ID, KENDARI- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari geram atas tindakan premanisme yang dilakukan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL-PP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat membubarkan Demonstran calon honorer RS Jantung Oputa Yi Koo, di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Sultra Senin (8/1/2024).
Hal itu disampaikan Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Kendari, Ruslin. Mahasiswa Pertanian itu mengaku sangat kecewa atas tindakan represip layaknya premanisme yang dilakukan oleh pihak SATPOL-PP.
“Kami sebagai sesama aktivis geram melihat aksi pemukulan terhadap salah satu kader kami yang sedang menyampaikan aspirasi masyarakar Sultra,”ucap Ruslin saat di konfirmasi di Whatsappnya Selasa, (9/1/2024)
Mantan Ketua Umum HMI Komisariat Pertanian itu, berharap agar pihak kepolisian segera menangkap pelaku pemukulan tehadap Kadernya tersebut.
“Jika ini terus dibiarkan dan tidak diproses dengan tegas, maka yakin saja tindakan arogan dan premanisme ini akan bertumbuh diruang-ruang publik saat teman-teman menyampaikan pendapat. Sehingga kami meminta, APH harus segera melakukan penangkapan terhadap para pelaku,”pungkasnya.
Untuk diketahui Ratusan massa aksi calon honorer RS Jantung Oputa Yi Koo bersama Konsorsium Rakyat Menggugat bentrok dengan Satpol PP.
Kordinator Lapangan, Firman mengatakan, kedatangan mereka di kantor BKD Sultra dengan baik untuk menyampaikan aspirasi terkait nasib tenaga honorer yang sampai hari ini belum ada SK-nya.
Kata Firman, status tenaga honorer mereka tidak jelas, padahal mereka sudah lolos seleksi tenaga honorer di RS Jantung Oputa Yi Koo.
Massa aksi terus berorasi menyampaikan aspirasi dan meminta agar Kepala BKD Sulawesi Tenggara menemui mereka dan menjawab aspirasi dari massa aksi.
“Kami datang secara damai sesuai SOP yang kami jalankan, namun beberapa waktu kemudian pihak Satpol PP melakukan tindakan represif, kami sayangkan kenapa harus ada tindakan seperti itu,”ucap Firman.(Bsl/b)