NARASISULTRA.ID, KONKEP- Dua pemuda Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra) kritik kinerja Pemerintah Daerah (Pemda) Konkep. Pasalnya daerah yang segerah memasuki usai ke-11 tahun tersebut dinilai masih belum menemukan titik baik.
Salah satu Pemuda asli Konkep yakni, Yusril mengatakan, awal 2024 merupakan momen untuk melakukan evaluasi dan perenungan terhadap segelimut pernak-pernik persoalan yang terjadi di Konkep.
Kata Ketua Umum HMI Komisariat Fisip UHO tersebut, tag line Wawonii bangkit dalam bingkai lingkaran hati emas tahun 2026 rasa-rasanya perlu untuk di pertanyaakan Kembali.
“Beberapa tahun belakangan ini saya terus mengikuti dan mengamati perkembangan pulau Wawonii dengan beberapa referensi perbandingan serta melalui kitab laporan hasil audit lembaga yang berwenang yang membuat saya menduga ketidak seriusan dan kurang efektinya kerja terhadap beberapa OPD di lingkup Pemda Konkep,”ucap Yusril saat di konfirmasi baru-baru ini.
Mahasiswa Ilmu Politik UHO tersebut membeberkan bahwa hal tersebut harus
menjadi bahan evaluasi dan control bersama semua masyarakat Konkep.
“Bukan hanya lembaga Eksekutif. Tetapi, lembaga Legislative Kabupaten Konkep juga harus turut dinilai atas dugaan tidak optimal dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagaimana Lembaga Legislative. Kita lihat hari ini publik banyak yang menduga terjadinya kebocoran dalam penganggaran tunjangan dan fasilitas,”beber Yusril.
Sementara itu, Yasril yang juga putra asli Pulau Wawonii mengatakan bahwa dalam upaya mewujudkan cita cita mulia Kabupaten Konkep, dengan beberapa program unggulan yang salah satunya program Beasiswa Wawonii cerdas dinilai masih kurang optimal.
Yasril mengungkapkan bahwa Beasiswa Wawonii cerdas masih perlu banyak melakukan evaluasi dan juga sosialisai khususnya kepada teman teman mahasiswa.
“Problematika Beasiswa dari tahun ketahun masalahnya memiliki masalah yang sama, sehingga muncul dugaan dengan berpijak pada data yang kami baca dari tahun 2021 keseriusan dalam pengelolaan Beasiswa Wawonii cerdas perlu untuk kita pertanyakan,”tegas Yasril.
Ketua Umum HMI Komisariat Teknik itu membeberkan, setiap tahun masalah beasiswa Konkep sama seperti dulu, diantaranya domisili diluar Konkep, Data kependudukan terdaftar di Kabupaten lain, Usia melebihi persyaratan, serta memperoleh penghasilan tetap yang bersumber dari APBD.
“Sehingga dengan kasus seperti ini, saya himbau agar Pemda lakukan sosialisasi secara menyeluruh. Saya kira Perbup nya jelas programnya juga jelas tentu kita harus serius. Kan aneh ketika ada dugaan publik orang di luar Wawonii dapat sedangkan putra putri asli Wawonii tidak dapat,”pungkas Yasril.(ags/c)