NARASISULTRA.ID, KONUT- Baru-baru ini, berita soal dugaan Dokter Gadungan yang konon bertugas di salah satu Puskesmas di Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi perbincangan hangat masyarakat Konawe Utara.
Mengapa tidak, Puskesmas yang menjadi tempat tugas dokter gadungan tersebut diketahui berada di Wilayah Kecamatan Asera Kabupaten Konut.
Diketahui berdasarkan pemberitaan di salah satu media online Sutra, bahwa dugaan dokter gadungan tersebut merupakan seorang wanita berinisial ERR yang menjadi dokter di sebuah puskesmas di Kabupaten Konawe Utara.
Informasi dokter gadungan itu beredar di sejumlah grup WhatsApp dan menghebohkan jagat maya. Wanita kelahiran Kendari, 20 Desember 1993 itu, dinilai sudah lama menjalankan tugasnya sebagai dokter.
Informasinya bahwa STR dokter tersebut berlaku selama 5 tahun terhitung sejak 1 Agustus 2023 hingga 1 Agustus 2028 mendatang. ERR mengaku telah lulus kualifikasi dokter di Fakultas Kedokteran, Universitas Alkhairaat, pada 7 Oktober 2020 lalu.
Tidak hanya itu, STR dokter yang dipalsukan oleh wanita itu diklaim dikeluarkan Konsil Kedokteran Indonesia yang ditandatangani Ketua Konsil Kedokteran, Meliana Zalani di, Jakarta, tertanggal 1 Agustus 2023.
Menanggapi informasi tersebut salah satu Tokoh Pemuda Konawe Utara Suratman Alkhatiri mengecam keras terkait keberadaan dokter Gadungan di Konut.
Mantan Ketua Umum HIPPMA Konut tersebut menuturkan bahwa Puskesmas tempat dugaan dokter gadungan tersebut tugas merupakan Puskesmas yang berada dekat dengan kediamannya.
“Bagimana nanti pikiran warga di sekitar Puskesmas di sana jika mereka tau bahwa Dokter yang sering mereka jumpai untuk berobat ternyata Dokter Palsu,”ungkap Suratman.
“Atas kegaduhan ini, saya meminta Dinas Kesahatan Konut serta Ketua Ikantan Dokter Indonesia wilayah Konut untuk memberikan klarifikasi kepada Masyarakat,”tegasnya.
Pemuda asli Kecamatan Asera tersebut meminta Pemda Konut agar segera menindak oknum yang merekrut Dokter gadungan tersebut.
“Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi di Bumi Oheo ini. Karena, selain merugikan masyarakat, kejadian ini juga
merugikan dunia Pendidikan,”pungkasnya.(bsl/a)